Waktu telah berubah, Biarlah Jadi sejarah

2 Tahun yang Lalu - Hari yang lelah, seharian lelah kuliah di kampus. Selama tiga setengah tahun kuliah di makassar akhirnya kakakku Ikhlas meminjamkan motornya padaku. Akhirnya bolak balik makassar maros pun harus ku biasakan, walau lelah perlu pembiasaan.
Mengejar deadline skripsi pun dimulai, sambil kerja sambilan. Lelah sih lelah tapi mau gimana lagi? Mahasiswa tingkat akhir seperti saya dengan kuliah dana pas-pas an, inilah kenyataan nya. Sampai-sampai teman-temanku nanya, Kamu tidak capek Pulang balik makassar? Gak apa kok, jawab ku santai.

Tenyata Kuliah itu seakan, cerita kecil hidup manusia. Di sana bertemu sahabat, kadang musuh pun dapat, Tapi kisah yang tak akan pernah terlupakan adalah Cinta. hehe. Bertemu banyak banyak manusia, bersahabat bahkan mendapat pengalaman buruk poun disana. Pernah Tabrak orang lain dan kadangpula ditabrak. Tapi tetap santai.

Pada hari itu, sepulang kuliah. Saya berangkat ke maros, dalam perjalanan ternyata waktu sholat maghrib pun menyapa. Ku lihat daerah sekeliling, ada satu mesjid 20 Meter di sebelah kiri jalan. Namun sebelum Masuk mesjid, ternyata ada semua mobil yang terhenti. Sedikit gesit dari kejauhan ku hindari mobil tersebut lalu masuk dalam pekarangan mesjid. Kuparkirkan motor ku, dan sedikit merapikan pakaian. Ternyata dari gerbang, seorang wanita berjilbab besar turun dari mobil tadi. Tak sengaja berbalik, tenyata wanita itu tersenyum dan berbalik padaku. Saya tak tahu kepada syapa ia tersenyum, saya hanya tersenyum kaku dan speechless.

Wanita berjalan ke samping mesjid itu, saya takut berbalik. Karena cukup pada pandangan pertama itu menjadi pelajaran bagiku, saya pun tak mengenalnya namun Itu sebuah pelajaran tentang menjaga pandangan. Lebih baik ku hentikan pikiran ku tentang wanita itu, ku fokuskan pikiranku untuk sholat maghrib segera. 

Sejak saat itu saya tak pernah bertemu wanita itu lagi, walau saya sering mampir ke mesjid itu. Saya hanya bingung dengan senyuman itu. Namun lebih baik kulupakan. Takdir setiap manusia sudah ada naskahnya, mungkin itu pertemuan pertama dan terakhir. Saat sekarangpun saya sudah melupakan wajah itu, kalo bertemupun sya mungkin tidak mengenalnya.